Tak tahan walaupun sebentar saja tak memegang ponsel menandakan nomophobia (no mobile phone phobia) atau nomofobia.
Kondisi itu ditandai ketika seseorang merasa kebingungan jika tak mengakses ponsel.
Mengutip Healthline, nomofobia menggambarkan ketakutan atau fobia jika tanpa ponsel yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari.
Orang yang nomofobia sulit melepas perhatian dari ponsel kapan pun dan di mana saja.
Merujuk laporan Nomophobia: No Mobile Phone Phobia dalam National Library of Medicine, 53 persen orang Inggris pada 2008 merasa cemas ketika tidak dekat ponsel, baterai kehabisan daya, atau tidak ada jaringan.
Publikasi berjudul Nomophobia: an Emerging Issue in Medical Institutions? menjelaskan, dari 145 mahasiswa kedokteran tahun pertama di India, sebanyak 17,9 persen peserta nomofobia ringan.
Adapun 60 persen gejala nomofobia sedang.
Sedangkan, 22,1 persen gejalanya parah.
Ahli kesehatan mental belum memutuskan kriteria diagnosis formal untuk nomofobia.
Nomofobia tidak tercantum dalam edisi terbaru Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5).
Tapi, secara umum disepakati nomofobia menimbulkan kekhawatiran terhadap kesehatan mental.
Beberapa ahli merumuskan nomofobia jenis ketergantungan atau kecanduan ponsel.
Mengutip Sciene Direct, dalam artikel berjudul Nomophobia and Lifestyle: Smartphone use and its Relationship to Psychopathologies, para peneliti mengusulkan kemungkinan penyebab antara lain: 1.
Pikiran obsesif dan perilaku kompulsif terkait ponsel 2.
Sensitivitas interpersonal, kemampuan untuk menilai sifat dari isyarat nonverbal terhadap orang lain, perasaan inferioritas pribadi, dan ketaknyamanan sosial 3.
Jumlah jam penggunaan ponsel setiap hari Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.